GANAPATI
Ganapati atau Ganeshya juga dikenal sebagai Vinayaka, barang kali merupakan Devata Hindhu paling terkenal yang dipuja oleh seluruh bagian dari orang-orang Hindhu. Tak ada kegiatan apapun, baik yang bersifat sakral ataupun sekuler, dapat dimulai tanpa menghormati dan memuja-Nya terlebih dahulu. Ini dapat dimengerti dan diinginkan, karena dikatakan bahwa ia merupakan penguasa halangan (Vighneswara atau Vighnaraja). Namun apa yang tak dapat dipahami dan secara pasti sangat tak diharapkan adalah asalnya yang menjijikan dan wujudnya yang sangat aneh sekali. Bahkan bagi mereka yang mengagumi ketrampilan Shiva dalam seni bedah pencangkokan kepala, akan menjadi sangat sulit untuk mengagumi hasil akhirnya. Sekali kita berhasil menyelidiki rahasia perlambang ini, kejijikan kita akan menimbulkan rasa hormat dan berusaha untuk menghormati dan memuja-Nya.
Walaupun kenyataannya bahwa Ganapati yang dinyatakan dalam mantra Reg-Veda terkenal,”gananam ganapatim havamahe…”(2.23.1) dan “Visu sida ganapate…”(10.112.9) dan Ganapati yang kita puja sekarang ini saling tak dikenal, semua sarjana objektif sepakat bahwa benih-benih konsep Ganapati sudah ada dalam Reg-Veda itu sendiri. Dalam abad yang akan datang, konsep ini telah melewati ujian dari kitab-kitab “epos” dan Purana untuk menghasilkan Ganapati seperti kita kenal sekarang. Dalam suatu komunitas, perkembangan dari konsep Tuhan dan cara pemujaannya sebanyak produk geografis, histories dan factor-faktor budaya dari pengalaman mistis dan realisasi spiritual dan orang – orang yang sangat berkembang. Masih dapat dipahami untuk menduga bahwa Ganapati-Brahmanaspati dan Reg-Veda secara bertahap bermetamorfosis ke dalam Devata, ”Gajavadana-Ganeshya-Vighneswara.
Dewata Regveda Ganapati-Brahmanaspati yang juga disebut Brhaspati dan Vacaspati- Mewujudkan dirinya melalui berkas sinar yang besar. Ia berwarna merah keemasan Kapak merupakan senjata padanya. Tanpa anugrahnya, tak ada kegiatan upacara keagaman yang dapat berhasil. Dia senantiasa dalam kelompok (gana=kelompok) para penyanyi dan penari. Dia menunudukkan musuh para deva, melindungi para bhakta yang tulus dan menunujukkan jalan yang benar.
Kelompok devata Regveda lainnya yang dikenal sebagai Marut atau Marut-gana, dilukiskan sebagai anak –anak Rudra, juga memiliki ciri-ciri yang mirip. Sebagai tambahan, merak dapat menjadi dengki terhadap mereka yang menimbulkan rasa benci mereka dan dapat menyebabkan kehancuran seorang gajah liar. Mereka dapat menempatkan rintangan di jalan manusia bila tak berkenan dan melepaskannya bila disenangkan. Mereka mandiri dan tidak tunduk pada kekuasan apapun (Arajana = Vinayaka).
Pembicraan tentang dua uraian ini akan terpaksa membawa kita pada keputusan yang jelas bahwa Ganapati merupakan bentuk metamorfosis dari dewata Brhaspati – Marutgana, tak ada yang aneh dalam hal ini, khususnya bila kita dapat menyadari trnsformasi yang telah berlangsung diantara berbagai dewata Veda, karena mereka secara bertahap terserp diantara para dewa, Pantheon Hindu yang belakangan. Dahulu, indra yang maha kuasa dan maha perkasa diturunkan kedudukannya pada tingkat dewata rendahan yang hanya mengatur salah satu arah saja, letnannya Wisnu ditingkatkan pada tempat utama dalam Tri Murti, Rudra yang menakutkan menjadi Siwa yang menguntungkan. Banyak dewata lain seperti ; Dyaus, Aryaman, dan Pusan secara dim-diam diutus, menjadi terlupakan.
Walaupun kenyataannya ganapati sangat dihormati dan merupakan dewata Maha Kuasa, Kepalanya sering menjadi suatu misteri bagi yang lainnya. Tak diragukan lagi, kontroversi semacam itu, seseorang mungkin tertarik pada penyimpulan yang menggelikan bahwa ia bukanlah dewata bangsa arya sama sekali, tetapi kemungkinan besar diimport dari Mongolia! Oleh karena itu lebih baik untuk bermain yang aman, menyelamatkan yang terbaik dari padanya guna kehidupan spiritual kita.
Bentuk Ganapati yang paling umum diterima, menggambarkannya berwarna merah dan dalam wujud seorang manusia dengan kepala gajah dari dua gadingnya, salah satunya patah. Dia memiliki empat tangan. Dua tangannya memegang Pasa (jerat) dan Angkusa (kait gadjah). Dua tangan lainnya memperagakan Abhaya dan Varada Mudra. Perutnya buncit dan dihias dengan sabuk ular. Ada juga Yajnopvita atau benang suci kerohanian, baik berupa benag ataupun ular. Ia mungkin duduk dalam sikap Padmasana (sikap kembang Padma). Bila perutnya tak menijinkan hal ini, kaki kanannaya mungkin terlihat bengkok dan tergeletak pada tempat duduk.
Terpisah dari jubah dan perhiasannya yang indah, Ia menggunakan mahkota yang teruikir cantik. Belalainya mungkin mengarah kekanan atau kekiri. Secara normal, ia tampak melayani dirinya pada jumlah modaka (sejenis manisan) yang berlimpah.
Seekor tikus yang ukurannya kecil sangat lucu, terlihat didekatnya mengerogoti bagian manisan, mungkiun berharap untuk mendapatkan kkuiatan yang cukup untuk megangkut majikannya !
Mata ketiganya kadang-kadang dpat ditasmbahkan di dahinya, di renmgah-tengah kedua alis mata. Jumlah kepalanya dapat ditingkatkan hingga lima. Lengannya dpat bervariasi dari dua hingga sepuluh buah. Kembang teratai, buah dellima, mangkuk air, kapak perang , kecapi, patah gading, batang tebu, bulir padi, busur dan anak panah, petir koma, tasbih, buku, ini adalah beberapa benda lain yang terlihat ditangannya. Saktinya sering terlihat dengannya duduk di pangkuannya. Kadang –kadang dua sakti Riddhi dan Siddhi juga tampak.
Sekarang marilah kita berdoa untuk mengungkapakan perlambangan ini.
Gana berarti = Kategori. Segala sesuatu yang kita pahami melalui panca indera kita atau melalui pikiran kita dapat dinyatakan dalam istilah jenis atau katagori. Prinsip yang menjadi sumber sgala katagori itu mewujudkan dirinya adalah Ganapati peguasa katagori. Dalam akibatnya, itu berarti asla mula dari segenap ciptaan, yaitu tuhan sendiri.
Kata sanserketa yang umuim, untuk menyatakan gadjah adalah “Gaja”, sehingga nama gajanana atau gajamuka (yang bermuka gadajh )ditujukan bagi Ganapati. Tetapi kata gaja “memilikimkonotasi yang lebih dalam. “GA” menyatakan “Gat”, – tujuan akhir.Sebagai tujuan dari segenap ciptaan, Apakah disadari atau tidak.”Ja” menyatakan “Janma” , – lhir atau asal mula.Karena itu,”Gaja”menyatakan Tuhan sebagai asal mula dunia dan tujuan kermajuaannya,yang pada akhirnya terserap ke dalam-Nya.Dengan demikian yang berkepala gajah secara murni melambangkan dan menunjukan pada kebenaran ini.
Faktor lain yang kita amati dalam ciptaan ini adalah dua bidang manfestasinya sebagai mikrokosmos(Suksmada)dan makrokosmos(Brahmanada).Masing-masing merupakan replica dari yang lainnya.Mereka merupakan kesatuaan dalam yang dua dan dua dalam yang satu.Kepala gajah menyatakan makrokosmos dan badan manusia bagi mikrokosmos.Du bentuk dalam satu unit.Karena makrokosmos merupakan tujuan dari mikrokosmos,bagian gajahnya telah diberi penonjolan lebih besar dengan menjadikan kepala.
Barangkali pernyataan paling tegas yang berkaitan dengan kebenaran filosofis yang pernah dibuat terkandung dalam pernyataan ringkas dan tajam dari Chndogya Upanisad:”Tat-Tvam-Asi”,-Itu adalah Engkau”.Itu berarti bahwa : Engkau individu yang nampaknya terbatas, pada intinya merupakan kebenaran kosmis, Yang Mutlak”.Bentuk manusia gajah dari Ganapati adalah pernyataan ikonografis dari dictum agung Vedantik .Gajah menyatakan kosmis,sementara manusia menyatakan individu.Gambaran tunggal mencerminkan identitas mereka.
Diantara berbagai mitos yang berkenaan dengan asal mula Ganapati,salah satun yang menyatakan berasal dari daki atau kotoran yang diambil dari badan Parwati tampaknya paling dikenal secara luas,dan dianggap sebagai aneh dan menjijikan.Karena itu ada gunanya untuk menyelidiki lebih dalam rahasianya.
Salah satu julukan Ganapati yang paling terkenal dan dipuja adalah Vighneswara atau Vighnaraja(penguasa halangan).Dia adalah penguasa segala yang menggangguatau menahan, yang menghalangi atau mencegah.Dengan berbagai derajat dan perbedaan dari daya penggunanya di bawah pengendaliannya,dia dapat menciptakan suatu neraka kesulitan bagi kita bila ia menghendaki!.Menurut pernyataan mitologis,dalam kenyataannya tujuan dari ciptaannya ini adalah untuk mengganggu kemajuan di jalan kesempurnaan
Bagaimana ia melakukannya?Bila tidak ia dipuaskan dengan pemujaan sepantasnya,maka segala kegiatan,baik yang sacral maupun yang sekuler,akan bertemu dengan demikian banyak halangan yang mereka hanya akan secara perlahan-lahan.Hal ini untuk menunjukan bahwa tak ada satupun yang dapat berhasil tanpa anugerahnya.Bila dia disenangkan dengan pemujaan dan pelayanan,dia akan menggoda pemujanya dengan keberhasilan dan kemakmuran(Siddhi dan Riddhi)di mana rasanya secara bertahap dapat membawanya menjauhdari jalan spiritual.Mengapa melakukan hal itu?Untuk menguji mereka dengan menyeluruh sebelum memberi mereka berkah spiritual terbesar dari Moksha.Menjadi penguasa segala seni dan ilmu-pengetahuan,dan khasanah dari segala pengetahuan,dengan mudah ia dapat memberikan keberhasilan atau kesempurnaan pada salah satu hal ini.Namun ia tidk berkehendak untuk membri pengetahuan spiritual yang membawa pada pengalaman spiritual tertinggi,supaya tampaknya tidak muda mendapatkannya di mata manusia.Lagi-lagi keburukan dan cobaan.Jalan kebaikan dipenuhi dengan rintangan yang tak terhitung banyaknya.”Sreyamsi bahuvignani”.Hanya pahlawan terbaik sajalah yang dapat menghadapi cuaca paling kasar yang patut diberkahi dengan hal itu.Mahluk manusia secara alamiah cenderung menuju kenikmatan akan daging dan mabuk kekuasaan serta kekayaan.Hanya satu dalam sejuta orang berpaling pada Tuhan.Diantara roh-roh yang banyak semacam itu, sangat jarang yang bertahan dalam perjuangan dan mencapai tujuan(lihat Gita 7.3).
Bila dibandingkan dengan kebijaksanaan spiritual tertinggi,yang satu-satunya benar-benar merupakan tujuan yang harus dicari,bahkan Riddhi dan Siddhi(keberhasilan dan kemakmuran)bagaikan kotoran atau Mala.Karena pendamping Ganapati adalah Riddhi dan Siddhi(personifikasi dari kekuatan, keberhasilan dan kemakmuran),maka Ganapati dilukiskan tercipta dari daki badan Parwati
Disamping itu,”Mala”tidak perlu memiliki suatu kejijikan tentang itu.Bila Shiva menyatakan Paramapurusa,Pribadi utama,Parwati menyatakan Parama Prakrti.Alam utama yang diangap sebagai daya-Nya,tak terpisahkan dengan-Nya.Dalam bahasa filosofi,Dia adalah Maya-prakrti,yang terdiri dari Triguna-Sattva,Rajas dan Tamas.Sattva dinyatakan murni dan bila dibangdingkan dengannya,Rajas dan Tamas dikatakan sebagai tidak murni.Karena ciptaan tidak mungkinberasal dari Sattva murni,seperti halnya emas murni tak membiarkan dirinya untuk dibentuk menjadi perhiasan,kecuali dia dicampur dengan logam dasar,maka I harus dicampur dengan Rajas danTamas untuk mempengaruhinya.Ia tampaknya menjadi masukan cerita tentatang”ketidak murnian’substansi yang digunakn Ibu Parwati untuk membentuk Ganapati.
Sekarang marilah ,mencoba untuk menafsirkan factor lain yang berkembangdakam simbologi dari deva ini.Telinganya lebar,cukup lebar untuk mendengar perrmohonan dari siapapun,tetapa seperti keranjang penampi yang mampu mengayak apa yang baik bagi para pemohon dari apa yang tidak baik.Dari kedua gading,salah satu yang merupakan keseluruhan menyatakan kebenaran,satu tanpa ada yang kedua.Gading yang patah,yang tak sempurna, menyatakan dunia yang berwujud,yang tampak menjadi tak sempurna karena dari ketidakpantasan bawaannya.Namun alam semesta berwujud dan kesatuan yang tak berwujud ini keduanya merupakan atibut dari Absolut yang sama.Belalai yang bengkok merupakan pernyataan dari Omkara atau Pranava,sebagai lambang Brahman Ynga Mutlak yang menyatakan bahwa Ganapati adalah Brahman sendiri.Perut buncitnya menyatakan bahwa seluruh dunia ciptaan terkandung padanya
Pasu(jererat) menyatakan Raga(keterikatan)dan Ankusa(kait gajah)untuk Krodha(kemarahan).Seperti jerat,keterikatan membelenggu kita.Kemarahan menyakiti kita seperti kait gajah itu.Bila Tuhan tidak puas dengan kita,keterikatan dan kemarahan kita akan bertanbah besar, yang membuat kita menderita. Satu-satunya jalan untuk melepaskan diri dari tirani ini adalah berlindung pada Tuhan. Atau itu dapat berrarti bahwa jauh lebih aman bagi kita untuk menyerahkan keterikatan dan kemarahan kita kepadanya. Bila mereka ada di tangannya kita selamat.
Bagaimana kita beraharap agar Ganapati memilih tikus besar sebagai tunggangannya,namun kenyataanya adalah sebaliknya hak hak istimewa itu telah diberikan pada seekor tikus kecil.Kata Musaka(tikus)diambil dari akar kata “Mus”yang berarti”mencuri”.Seekor tikus secara diam-diam masuk ke dalam barang sesatu dan menghancurkannya dari dala,demikian pula halnya keakuan msuk tanpa diperhatikan ke dalam pikiran kita dan secara diam-diam menghancurkan seluruh perbuatan kita.Hanya apabila ia dikendalikan dengan kebijaksanaan Ilahi,ia dapat dimamfaatkan pada saluran yang berguna.Atau tikus yang mencuri dapat menyatakan kasih sayang yang mencuri hati manusia selama kasih sayang manusia dipertahankan pada tingkat rendah,ia dapat menciptakan malapetaka.Sekali ia diarahkan menuju yang Ilahi,ia akan meningkatkan kita.Tikus yang bisa melihat di dalam segala benda dapat menyatakan kecerdasan yang tajam.Karena Ganapati merupakan penguasa kecerdasan,tepatlah bila ia memilih tikus sebagai tunggangannya.
GAMBARAN ( PATUNG ) GANAPATI
Ada beberapa variasi dari patung-patung Ganapati dalam kuil dan monumen-monumen arkiologis kita. Apakah berjumlah 71,50,31atau 21 yang pasti bahwa ada beberapa aspek dari Devata ini. Hanya beberapa dari padanya dapat diuraikan di sini.
Ganbaran Balaganapati dan Tarunaganapati melukiskan masing-masing sebagai seorang anak dan pemuda.Vinayaka tampak dengan empat tangan yang memegang patahan gading,kait gajah,jerat dan tasbih.Dia membawa Modaka manis pada belalainya.Dia dapat berdiri ataupaun duduk.Herambaganapati memiliki lima kepala,sepuluh tangan,tiga buah mata pada masing-masing wajah dan menunggangi seekor singa.Viraghness menampilkan semangat gagah berani dengan beberapa.senjata yang dipegang sepuluh tangan-Nya.”Saktiganapati” beberapa variasi yang diuraikan dalam kitab-kitab Tantra tampak dengan Sakti-Nya,yang secara beragam disebut “Laksmi Riddhi” Siddhi,Pusti dan lain sebaginya Dengan memuja aspek ini dikatakan memberikan kekuatan khusus atau memberikan hasil yang diinginkan dengan cepat
Salah satu variasi dari” Saktiganapati”ini disebut “Ucchistaganapati” Ganapati yang dikaitkan dengan hal-hal kotor seperti baranh rongsokan dimana yamg memujanya termasuk golongan Vamacara(jalan yang berhaluan kiri,yaitu jalan kotor dan heterodoks)dan yang dikatakan memberikan hasil yang cepat.Tak ada sesuatupun kekawatiran atau langkah mundur dalam konsep ini barang-barang kotor merupakan bagian alam yang sama dengan bersihnya.Tetepi bukanlah para pemulung dan para dokter menanganinya dengan cara higienis dan melayani orang-orang ? Bukankah semua oarng wajib menjadi para pemulung dalam berbagai tingkatan? Mengapa hal ini tidak dilakukan secara agamais,seperti halnya pelayanan dan pemujaan? Alam merubah hal-hal yang bersih menjadi kotor dan sebalaliknya,dengan demikian Ganapati menjiwainya dan menangani kekotoran secara ilmiah dn agamais,juga dapat menjadi suatu disiplin spiritual.Hal ini nampaknya menjadi filosofi dibalik konsep ini.
Nrttaganapati merupakan patung indah yang memperlihatkan seeorang sedang menari. Itu nampaknya dahulu Brahma menemui Ganapati dan menunduk padanya dengan Bhakti dan penghormatan.Puas dengan hal ini Ganapati mulai menari dengan riangnya.Itulah sebebnya mengapa Ganapati dinyatakan sebagai penguas musik dan tarian
Varasiddhi Vinayaka merupakan aspek yang dipuja selama perayaan Ganeshya Caturthi yang terkenal itu. Dia dikatakan sebagai seorang yang membujang.
Ganapati kadang-kadang dilukiskan sebagai Shakti(dewata wanita) dengan nama Ganesani, Vinayaki, Surpakarni, Lambamekhala dan lain sebagainya
Ganeshya dipuja bukan hanya dalam bentuk patung,tetapi juga pada lingga,Salagrama, Yantra(diagram geomatris) dan Kalasa(mangkuk air). Namun Ganapati Salagrama sangatlah jarang. Svastika juga dipakai sebagai lambing grafis dari Ganapati
Kuil-kuil dan tempat pemujaannya dibaktikan pada Ganapati sangatlah banyak.Tersebar diseluruh negara India., di temukan pada banyak candi candi kuno di Nusantara, di Bali hampir di setiap pura dan rumah memuja Dewa Ganesya. Dia juga nampak di halaman-halaman kuil dari devata-devata yang lain.