Arsip Tag: india culture

Pengaruh kultur budaya dan ilmu pengetahuan hindu india ke dunia luas

PENGARUH KULTUR BUDAYA DAN ILMU PENGETAHUAN
HINDHU-INDIA KE DUNIA LUAS

Sering kita berpikir bahwa India adalah negeri asal para bintang-bintang Bollywood yang bernuansa gemerlapan dengan segala pernak-pernik dan gerak tari dan musik yang semarak, yang digilai milayaran pirsawan di seluruh dunia. Namun sedikit sekali yang sadar bahwasanya tanpa warisan dari Tanah Barata maka hidup di dunia tidak akan semaju dan secanggih ini. Warisan-warisan tersebut adalah : berbagai ilmu pengetahuan, sains, agama, filosofi, pengobatan, matematika, ilmu ukur, astronomi, dan banyak lainnya. Tanpa sumbangsih India Kuno ke berbagai kawasan Timur Tengah, Mesir, Iraq, Persia (Iran), Eropa, maka dunia yang kita tinggali ini tidak akan seperti ini. Tahukah anda bahwa permainan catur berasal dari India, padahal India sendiri tidak pernah menjadi juara catur dunia.
Di masa-masa yang amat silam sewaktu peradaban Indus Kuno (sekarang masuk ke wilayah Pakistan) berkembang ke arah Hindhu Dharma yang bersifat universal, maka para maha resi dari zaman ke zaman pada era-era tersebut telah mencapai berbagai penghayatan dan pemahaman berbagai pengetahuan yang dahsyat, yang melingkupi berbagai bidang diantaranya astronomi, arsitektur, filosofi, obat-obatan, dsb. Semua pengetahuan ini kemudian pada waktunya yang tepat diwariskan ke masyarakat dan selanjutnya mendunia melalui berbagai migrasi manusia. Contoh Cina mempelajari obat-obatan, agama, matematika, astronomi, ilmu ukur bahkan seni bela diri dari India. Sebaliknya Indiapun banyak sekali mendapatkan manfaat dari negara ini, hubungan kedua negara adi-daya di masa itu menghasilkan deklarasi persaudaraan di antara keduanya (disebut Hindhi-Chini Bhai-bhai, yang artinya India-China adalah dua bersaudara kandung). Pada era pra-Islam, maka Hinduisme telah masuk dan menjadi pedoman agama di Iraq, Iran, sampai Afganistan. Begitupun dengan Buddisme pada masa-masa selanjutnya. Menurut Muhammad Hedayetullah dalam bukunya : “Kabir, The Apostle of Hindu-Muslim Unity.” maka : “Para penguasa di Timur-Tengah dan Asia pada masa sebelum Islam telah menjalin kerja-sama yang amat erat dengan India dalam bidang agama, astronomy, arsitektur, sains, dan matematika, dsb.”
Di Persia dan seluruh kawasan Timur-Tengah ditemukan sisa-sisa ratusan ribu kuil dan wihara Buddhisme yang kemudian pada masa jayanya Islam, seluruh bangunan-bangunan suci kaum dharma ini dihancurkan secara total. Konon Sultan Harun Al-Rasyid menurut penulis di atas, memperkerjakan puluhan tabib dari India untuk mengobati Sultan, para elite dan masyarakat Iraq kuno dan kemudian para tabib ini mengalihkan pengetahuan-pengetahuan ini ke para ahli setempat. Banyak juga yang kemudian menetap dan menjadi warga setempat.
Kuil Hindu dan Wihara Buddhis bertebaran dalam jumlah puluhan ribu, dari Afghanisthan, Baluchistan sampai ke Saudi Arabia (masa itu nama Saudi Arabia belum eksis). Tradisi bersholat, bertasbih, berzikir, berbusana dan bersantap pada saat ini di kawasan-kawasan Timur Tengah dan Asia ini berasal dari berbagai tradisi Hindhu kuno masa-masa tersebut yang berasal dari pengaruh Hindu-Buddhis masa lalu. Konon pengaruh tersbut telah masuk dari masa-masa pemerintahan Sang Rama, Para Pandawa dan raja-raja lainnya. Menurut Smriti maka berbagai kerajaan ini telah ditaklukkan India pada masa-masa tersebut. Demikian juga dengan berbagai ajaran kaum Sufi baik di India maupun di Timur Tengah.
Selain pengaruh budaya dan agama, maka kisah legenda 1001 malam itu sendiri banyak yang terpengaruh oleh legenda-legenda yang terdapat di India sampai sat ini. Kitab-kitab suci kaum Judea (Yahudi) seperti Perjanjian Pertama, Taurat dan Zabur merupakan replika dari berbagai kitab-kitab suci di India seperti Vedanta, Manawa-Dharma-Shastra, kisah-kisah Manu (Nabi Nuh), Parikesit dan Vikramajit (Nabi Sulaeman). Adam adalah Brahma (Versi Weda), Daud mirip dengan Kumara, namun Kumara tidak pernah menikah sedangkan Nabi Daud beristri 99 orang.
Di bawah ini terdapat tulisan-tulisan dari seorang penulis dan peneliti kawakan dari Barat yaitu A.L.Basham, dalam bukunya yang amat disegani oleh kaum cendekiawan di dunia yaitu : “The Wonder That Was India”. Di bawah ini terdapat beberapa cuplikannya:
Hutang dunia kepada India
“Saya tidak akan menjabarkan akan berbagai pengetahuan yang dimiliki oleh kaum Hindhu…………mereka memiliki berbagai penemuan yang teramat peka mengenai ilmu astronomi, dan sebagainya. Berbagai penemuan dan pengetahuan mereka ini jauh lebih canggih daripada penemuan-penemuan bangsa Yunani dan bangsa Babylonia…..Kaum Hindhu juga telah menemukan berbagai pengetahuan yang amat menakjubkan (di luar kata-kata) untuk diterangkan seperti ; Sistim Matematika yang amat rasional (sistim sembilan symbol), ilmu ukur, dsb. dsb.”
-The Syrian astronomer-monk Severus
Sebokht (A.D.662).

Halaman 479 buku tersebut menambahkan :
“Islam tidak menghancurkan India, seperti halnya dengan Persia (Iran) yang hancur lebur total oleh serangan dan pengaruh Islam. Beberapa area di India memang kemudian berubah menjadi daerah-daerah pemukiman Islam, namun kaum Sufi dan para sultan-sultan Islam lebih memilih bekerja –sama dengan kaum Hindu. Akibatnya kemudian, masyarakat Hindhu dan Muslim memilih untuk hidup berdampingan dan seterusnya budaya mereka saling berasimilasi dan mempengaruhi satu dan yang lainnya.”

Lebih lanjut Hal.484, mengatakan :
“Kebudayaan dan kultur Hindu di India senantiasa menang atas berbagai jenis penjajahan dan pengaruh dari masa ke masa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Indo-Eropa, Messopotamia, Iran, Yunani, Roma, Seythian, Turki, Persia, Arab, Portugis, Inggris, dsb. Kaum Hindhu kemudian beradaptasi dengan semua pengaruh dan kultur-kultur tersebut.
Sebaliknya kultur budaya Hindu, saya yakin akan senantiasa berinspirasi ke umat manusia. Misalnya Bhagawat-Gita dan berbagai Upanishad, dengan pesan-pesannya yang amat mendalam akan selalu memikat dunia. Umat manusia senantiasa akan tertarik oleh berbagai legenda seperti Mahabrata, Ramayana, Shakuntala, dan Pururawas-Urvasi.”

Di Hal.485. Bisham mengatakan :
“Hutang dunia ke India adalah seperti berikut ini : Seluruh Asia Tenggara mendapatkan nilai-nilai kultur-budaya dari India, dimulai dari Ceylon (Srilangka) pada abad ke 5 B.C. (Sebelum Masehi). India dan Asia Tenggara secara keseluruhan pada era dahulu disebut HINDIA-BESAR”.
“Asia mendapatkan berbagai bentuk budaya, makanan, ilmu-ilmu pengetahuan bahkan permainan catur dari India”.
“Kaum Judea, sekte Essenes (kaumnya Jesus Kristus), dipengaruhi oleh ajaran-ajarana Buddhisme. Legenda-legenda yang sama yang terdapat di Old Testament terdapat dalam skripsi-skripsi kuno berbahasa Pali.”
“Ajaran-ajaran mistik Pythagoras ke Plotinus, terpengaruh oleh berbagai ajaran Upanishad (akibat kontak budaya Helenik dan India yang ditenggarai oleh kerajaan Achalmenid, kemudian dilanjutkan oleh Roma, dan para pedagang antara negara-negara tersebut dengan India). Kami tahu bahwa pada zaman tersebut para kaum yogi India sering berkunjung ke Barat. Di Alexandria (Mesir) terdapat koloni kaum pedagang Hindu pada era-era tersebut. Jadi pengaruh Hindu-India ke budaya Neo-platoisme dan Kristen pada masa-masa lalu tidak dapat dipungkiri.”
“India dari masa ke masa juga mempengaruhi budaya Eropa melalui berbagai gerakan Theosofi, kaum Buddhist, kaum yogi dari Bengali, oleh Parahamsa Ramakrishna, Swami Vivekananda dan selanjutnya oleh ajaran Mahatma Gandhi, dst.”
“Kita semua tahu bahwasanya Goethe meminjam dramaturgi Afaust” dari India. Goethe dan hampir semua budayawan Barat telah mempelajari dan terpengaruh oleh ajaran monisme India (contoh : Schopenhaner, Fichte, Hegel, Emerson, Thoreau, Walt Whitman, dst. dst.). Pengaruh India terasa di seluruh penjuru dunia dalam berbagai bidang kehidupan manusia, dan lebih terasa lagi setelah India ini merdeka.
Dalam Hal.492, buku tersebut mengatakan :
“Sistem kalender dunia pada era modern ini juga berawal mula di India (paksa,purniwasya, amawasya, sulapaksa, kresnapaksa, dsb).Terdapat 12 bulan (sistem lunar, rembulan) yang berjumlah 354 hari setahun, yang kemudian setiap 2 atau 3 tahun dilengkapi mirip kalender saat ini. Pada zaman Gupta kalender Surya telah dikenal lengkap dengan semua zodiak-zodiaknya. Berbagai era penting tercatat oleh India kuno seperti era Wikrama (50 B.C.), Era Sulaeman, kemudian Era Saka (A.D.78), Era Gupta (A.D.320), Era Harsa (A.D.606), Era Kalacuri (A.D.248), dst.

Selanjutnya dalam Hal. 496, buku tersebut mengatakan :
”Sistim desimal dipelajari oleh bangsa Arab dari India. Kaum Arab menyebut matematika dengan nama Hindisat. Kaum ini mempelajari semua ilmu-ilmu ini melalui Iraq, kemudian melalui perdagangan antara India dan Timur-Tengah sebelum hadirnya Islam, dan akhirnya kaum Islam belajar lebih banyak lagi setelah mereka menjajah India melalui Sind,”
“Berbagai penemuan-penemuan yang besar di dunia Barat mustahil terjadi tanpa penemuan matematika, sistim numeral, abjad dan tata-bahasa yang berasal dari India. Jadi sebenarnya dunia pada saat ini berhutang ke India dan kaum Hindu untuk semua kemampuan teknologi di dunia ini, karena awal sains dan berbagai ilmu pengetahuan berasal dari India.”
“Matematika yang ditemukan di India seperti Brahmagupta (abad ke 7), Mahavira (abad ke 9), dan Bhaskara (abad ke 12), pada era-era tersebut belum dipahami sama sekali oleh dunia Barat. Aryabhata adalah nenek-moyang ilmu matematika modern dewasa ini. Belum lagi ilmu-ilmu seperti trigonometri, spherical-geometry, kalkulus, astronomi, dsb. Angka Zero (nol, nil) atau Sunya dan tak terbatas berasal dari kaum Hindu.”

Di hal.497, Basham menambahkan :
“Istilah ether (akasa) berasal dari Hindhu dan Jainisme, demikian juga istilah atom ( anu), benda terkecil. Kaum Buddhist, Ajivikas, Waisesika sudah amat faham akan ilmu-ilmu tersebut sewaktu dunia Barat masih tertidur.”
“Pada abad-abad pertengahan, para tabib India yang pada mulanya mempengaruhi ilmu pengobatan di Timur-Tengah, telah berhasil mempelajari unsur merkuri. Hal yang sama telah dipelajari juga oleh tabib-tabib Arab pada masa tersebut. Dari daratan Arab berbagai pengetahuan ini kemudian bertransmigrasi ke dunia Barat. Demikian juga halnya, berbagai pengetahuan berpindah dari daratan Cina ke Eropa (contoh kecil, spageti berasal dari bakmi).

Dalam Hal. 499-500, buku tersebut mengatakan :
“Psikologi dan pengobatan sudah dikenal di India kuno (contoh : Ayur Weda, Caraka dan Susruta, dari abad 1 sampai dengan 4 A.D.). Bahkan operasi Caesar dan berbagai jenis operasi empirik telah mereka pahami. Operasi plastik telah mereka kenali (Contoh, Srikandi yang dioperasi kelaminnya oleh seorang resi yang terkenal). Para dokter di India kuno telah mengenal operasi-operasi seperti memperbaiki hidung, telinga dan bibir. Di samping itu, pengobatan Veterinari bagi faunapun telah lazim dilakukan pada era Hindu kuno.

Dalam Hal.503. buku tersebut mengatakan :
“Timbangan dan sistim ukuran juga berasal dari India kuno, Manu (manusia pertama) memperkenalkan timbangan emas untuk kaum pandai emas seperti berikut ini :
5 raktika = 1 masa
16 masa = 1 karsa (atau talaka, suwarna)
4 karsa = 1 pala
10 pala = 1 dharana, dst. dst.
1 pala = 1,5 oz. Atau 37.76 gram)
Demikian juga halnya dengan ukuran panjang dan lebar yang dikenal dengan sebutan yava, ansula, dan sebagainya. Sang waktu diukur dengan terminology seperti ; nimesa, kastha, kala, nadika, muhurta, dsb.”

Dalam Hal. 506, buku tersebut mengatakan :
“Alfabet dan bunyinya berasal dari India kuno. Pada masa tersebut huruf dan kata-katasudah eksisi seperti berikut ini : a, i, u, r, l, e, ai, o, k c, t, p, kh, ch, th, ph, g, j, d, b, gh, jh, da, bh, n, m, y, u, s, dst. Sampai berjumlah 49 kata yang kemudian bertambah terus.
Huruf, aksara dan bunyi-bunyinya kemudian bermigrasi ke Timur-Tengah, Asia sampai ke Jepang, Eropa, dst. Baik dalam bentuk abjad, bahasa, maupun dalam bentuk sastra, puisi, prosa, dsb.”

Dalam Hal. 512 dan 513, buku tersebut mengatakan :
“Kaum gipsi ternyata adalah turunan kaum Hindhu yang berkelana ke berbagai sudut Eropa dan dunia. Pada saat ini mereka terbagi dalam gipsi Eropa, gipsi Rusia, gipsi Hungaria, dsb. Para ahli berpendapat bahwasanya bahasa yang dipakai oleh kaum Gypsi Eropa berasal dari bahasa Indo-Aryan (Hindhu-arya).
Penyair terkenal asal Persia (Iran) yang bernama Firdusi (zaman pra Islam), dalam karyanya yang berjudul “Book of kings (Shah-namah) menulis bahwa pada abad V Sasanian, Raja Bahram Gur, mengundang 10.000 pemusik dari India ke kerajaannya ternyata para pemusik India ini kemudian menjadi cikal-bakal musik di Timur-Tengah sampai saat ini.
Pada zaman A.D.810, kaum Athinganoi yang berasal dari India Kuno telah menetap di Constantinople, mereka mencari nafkah sebagai ahli sulap dan seniman. Saat ini keturunan mereka disebut Gypsi.”
Inilah sebagian tulisan dari A.L.Basham, seorang penulis Inggris yang jujur dengan masalah-masalah India. Bagaimana dengan pengaruh Hindu di Indonesia, kita semua tentu telah mengetahuinya baik dari sejarah maupun dari berbagai warisan budaya, bahwasanya kita semua atau sebagian besar sebenarnya berasal dari India juga. Kata INDONESIA, menurut Hindhu Vishva, Weda in the World, berasal dari kata INDO-NESUS (HINDU-ISLANDS). Indo sendiri berarti India (bahasa Belandanya Indie) dan pada awalnya Indonesia disebut sebagai Hindia-Belanda. Jadi sesuai dengan berbagai shastra widi di India seperti Ramayana dsb. Maka Indonesia pada masa lalu adalah bagian dari India (Barata-Warsa), bukan jajahan namun lebih merupakan sister-country.
Hasil dari pengaruh Hindu ke kemerdekaan kita adalah falsafah hidup PANCASILA, yang lahir dari seorang turunan Hindu di Bali (Soekarno). Tanpa falsafah ini kita mungkin telah terpecah-pecah ke dalam beberapa negara.
Walaupun pada saat ini kaum dharma di Indonesia merupakan kaum minoritas, namun dampaknya masih terasa untuk dunia. Borobudur, Prambanan dan Wayang telah dideklarasikan sebagai warisan budaya dunia, entah apalagi nantinya. Tanpa kita sadari berbagai falsafah dan kebudayaan serta filosofi Hindu-Buddhist telah melandasi dan menghidupi insan Indonesia sampai saat ini.